Sabtu, 10 Maret 2012


ADJEKTIVA

BATASAN DAN CIRI ADJEKTIVA

Adjektiva adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat

ADJEKTIVA DARI SEGI PERILAKU SEMANTISNYA

1.     Adjektiva bertaraf
Terbagi 7 yaitu
·        Adjektiva pemeri sifat
Dapat memerikan kualitas dan intesitas yang bercorak fisik atau mental. Contoh : aman,  cocok, dangkal, indah.
·        Adjektiva ukuran
Mengacu kekualitas yang dapat diukur dengan ukuran yang sifatnya kuantitatif contohnya : berat, panjang, pendek, kecil, tebal, tipis, besar, lapang, sempit, luas, tinggi.
·        Adjektiva warna
Mengacu keberbagai warna contohnya : merah, kuning, hijau, ungu, hitam, putih, jingga, biru.
·        Adjektiva waktu
Mengacu ke proses, perbuatan, atau keadaan  berada atau berlangsung sebagai pewatasnya contohnya : lama, segera, sering, jarang, larut, cepat, mendadak, singkat.
·        Adjektiva sikap batin
Bertalian dengan pengacuan suasanahati atau perasaan contohnya : bahagia, senang, kagum, sakit, sayang, takut, berani, lembut.
·        Adjektiva cerapan
Bertalian dengan panca indra, yakni penglihatan, dengaran, ciuman, perabaan, dan pencitrasaan contohnya : penglihatan ( gemerlapan,suram, terang ) pendengaran (bising, garau, jelas ) penciuman ( busuk, wangi )

2.     Adjektiva tak bertaraf
Menempatkan acuan nomina yang diwatasinya di dalam kelompok atau golongan tertentu.

ADJEKTIVA DARI SEGI PERILAKU SINTAKSISNYA

1.     Fungsi atributif
Adjektiva yang merupakan pewatas dalam frasa dan nominal yang nominanya menjadi subjek, objek, atau pelengkap dikatakan dipakai secara atributif.contoh : buku merah, harga mahal, gadis kecil, suara lembut, baju putih.
2.     Fungsi predikatif
Adjektiva yang menjalankan fungsi predikat atau pelengkap dalam klausa dikatakan dipakai secara predikatif. Contohnya : gedung yang baru itu sangat megah.
3.     Fungsi adverbial atau keterangan
Adjektiva yang  mewatasi verba yang menjadi predikat klausa dikatakan dipakai secara atau sebagai keterangan, hali itu juga terjadi jika frasa adjektiva menjadi keterangan  seluruh kalimat. Pola struktur adverbial itu dua macam  (1 )..... ( dengan ) +  ( se- ) + adjektiva + ( nya ) yang dapat disertai reduplikasi  dan (2) perulangan adjektiva.

PERTARAFAN ADJEKTIVA

         Adjektiva bertaraf dapat menunjukkan berbagai tingkat kualitas atau intensitas dan berbagai tingkat bandingan. 

·        Tingkat kualitas.
Berbagai tingkat kualitas secara relatif menunjukkan tingkat intesitas yang lebih tinggi atau lebih rendah. Tingkat kualitas ada 6 yaitu :
1.      tingkat positif
memerikan kualitas atau intesitas maujud yang diterangkan, dinyatakan oleh adjektiva tanpa pewatas. Contohnya : indonesia kaya akan hutan.

2.     Tingkat intensif
Menekankan kadar kualitas atau intensitas, dinyatakan dengan memakai pewatas benar, betul, atau sungguh. contoh : Pak asep setia benar dalam pekerjaannya.

3.     Tingkat elatif
Menggambarkan tingkat kualitas atau intesitas yang tinggi, dinyatakan dengan memakai pewatas amat, sangat, atau sekali. Contohnya : Sikapnya amat angkuh ketika menerima kami.

4.     Tingkat eksesif
Mengacu ke kadar kualitas atau intensitasnya yang berlebih, atau yang melampaui batas kewajaran, dinyatakan dengan memakai pewatas terlalu, terlampau, dan kelewat. Contohn ya : soal yang diberikan tadi terlampau sukar.

5.     Tingkat argumentatif
Menggambarkan naiknya atau bertambahnya tingkat kualitas atau intesitas, dinyatakan dengan memakai pewatas makin, makin, makin, atau semakin. Contohnya : perumahan rakyat menjadi semakin penting.

6.     Tingkat atenuatif
Memerikan penurunan kadar kualitas atau intesitas atau pelemahan intesitas, dinyatakan dengan memakai pewatas agak atau sedikit. Contohnya : gadis yang agak malu itu diterima menjadi pegawai.

·        Tingkat bandingan.
Mengacu ke kadar kualitas atau lebih disimpulkan bahwa tingkat kualitas dapat setara atau tidak setara. Tingkat yang setara disebut dengan tingkat ekuatif, tingkat yang tak setara dibagi dua yaitu : tingkat komparatif dan tingkat superlatif.

1.     Tingkat ekuatif
Mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang sama atau hampir sama. Peranti bahasa yang di gunakan ialah bentuk klitik se-  yang di tempatkan di depan adjektiva. Contohnya : tuti secantik ibunya.
2.     Tingkat komparatif
Mengacu kekadar kualitas yang lebih atau yang kurang. Pewatas yang di pakai ialah lebih.... dari ( pada ).... kurang.... dari ( pada ).... dan kalah.... dengan/dari ( pada )
3.     Tingkat superlaif
Mengacu ke tingkat kualitas yang paling tinggi di antara semua acuan adjektiva yang di bandingkan.adjektiva superlatif dapat diikuti frasa yang berprosisi dari, antara, dari antara, beserta nomina yang dibandingkan. Contohnya :  dari semua anakku Kusnolah yang terpandai.


ADJEKTIVA DARI SEGI BENTUKNYA.
·        Adjektiva dasar ( monomorfemis )
·        Adjektiva turunan ( polimorfemis )
·        Adjektiva bersufiks (-i, -iah, atau –wi, - wiah. )
·        Adjektiva bersufiks –if, -er, -al, -is.
·        Adjektiva bentuk berulang
·        Adjektiva gabungan sinonim atau antonim.
·        Adjektiva majemuk.

ADJEKTIVA DAN KELAS KATA LAIN.

·        Adjektiva deverbal
Ada sekelompok verba dalam bahasa indonesia yang tanpa perubahan bentuk dapat berfungsi sebagai adjektiva.
·        Adjektiva denominal
Adjektiva denominal tidak terlalu banyak jumlahnya. Ada dua proses morfologi yang dapat dikemukakan di sini.
1.     Adjektiva bentuk pe (r )- atau peng –
Kelompok adjektiva ini berasal dari nomina yang mengandung makna yang ber-... atau yang meng-.... contohnya : pelupa, pemalas, pemalu, pemarah, pendiam, pengampun, pengasih, penyayang, pendendam, dan pencemburu.
 Contoh kalimatnya : gadis yang sangat pemalu itu selalu menunduk jika diajak berbicara.

2.     Adjektiva bentuk ke-an dengan Reduplikasi
Adjektiva yang berpola ke-an dengan reduplikasi memerikan sifat  “mirip dengan” apa yang di ungkapkan oleh nomina yang menjadi dasar bentuk itu. Proses penurunan ini adalah melalui pembentukkan nomina abstrak dengan konfiks ke-an yang kemudian direduplikasikan secara parsial. Contohnya : perangainya yang ke ibu-ibuan disenangi anak buahnya.


Semoga apa yang saya sampaikan ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Iklima syafitri fkip bahasa indonesia uir.  

Jumat, 09 Maret 2012


BAHASA AGTA (FILIPINA) DENGAN RUMUS AUTOSEGMENTAL

1.      TAKKI
2.      BARI

RUMUS AUTOSEGMENTAL.

 ( Takki)

1.      Representasi dalaman ( input )

KVKKV  + KVKKV                    Tingkat Skeletal















 



TAKKI   +   TAKKI                    Tingkat Melodi


2.      Pengulangan Melodi

KVKKV  + KVKKV                  Tingkat Skeletal       


 TAKKI   +  TAKKI                   Tingkat Melodi

Kesimpulan : dalam pengulangan melodi, yang diulang disini yaitu, kata takki- takki  yang disebut dengan tingkat melodi.


3.      Penguguran Segmen

KVKKV  + KVKKV                  Tingkat Skeletal





 

                   TAKKI   +  TAKKI                   Tingkat Melodi
                 
                   Kesimpulan :        dalam penguguran segmen disni yang digugurkan adalah suku    
                                                Kata akhirnya yang digugurkan dan suku kata akhirnya harus                                                                      konsonan. ( kvk )     
4.      Out Put
KVK  + KVKKV                 Tingkat Skeletal        



 

 TAK  +  TAKKI                  Tingkat Melodi

Kesimpulan : karena, telah ada proses penguguran segmen yaitu, suku kata akhirnya harus konsonan ( kvk ) jadi rumus autosegmental out put ini menjadi “tak takki”


( bari )

1.      Representasi dalaman ( input )

KVKV + KVKV                    Tingkat Skeletal      


 BARI +   BARI                     Tingkat Melodi


2.      Pengulangan Melodi

KVKV + KVKV                  Tingkat Skeletal

                                    
 BARI  +  BARI                    Tingkat Melodi

Kesimpulan : dalam pengulangan melodi, yang diulang disini yaitu kata bari-bari yang disebut dengan tingkat melodi.


3.      Penguguran Segmen

KVKV + KVKV                 Tingkat Skeletal













 
 

 BARI  + BARI                   Tingkat Melodi

Kesimpualan : dalam penguguran segmen dsini yang digugurkan adalah suku kata akhirnya yang digugurkan dan suku kata akhirnya harus konsonan ( kvk )
Contoh : bari            ba- ri
                                 
                                 Kv-kv         
Karena, telah dipenggal menjadi suku kata ternyata suku kata terakhirnya vokal, maka dijadikan Bar, karena dalam penguguran segmen suku kata akhirnya harus konsonan ( kvk ) jadi, kata bari-bari tersebut jika digugurkan segmennya menjadi “barbari”


4.      Out Put

KVK + KVKV             Tingkat Skeletal

 BAR + BARI               Tingkat Melodi

Kesimpulan : karena telah adanya proses penguguran segmen yaitu, suku kata akhirnya harus konsonan ( kvk ) jadi,  rumus autosegmental out put ini menjadi “barbari”       


Semoga apa yang saya sampaikan ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan pembaca. Iklima syafitri ( FKIP BAHASA INDONESIA UIR )