SEMANTIK BAHASA INDONESIA SEMESTER 6

MEDAN MAKNA


Yang dimaksud dengan Medan Makna (Semantic Domain, semantic filed) atau medan leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena mengambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. misalnya, nama-nama warna, nama-nama perabot rumah tangga, atau nama-nama perkerabatan, yang masing-masing merupakan satu medan makna. banyaknya unsur leksikal dalam satu medan makna antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain tidak sama besarnya, karena hal tersebut berkaitan erat dengan sistem budaya masyarakat pemilik bahasa itu. medan warna dalam bahasa Indonesia mengenal nama-nama merah, coklat, biru, hijau, kuning, abu-abu, putih, dan hitam; dengan catatan, menurut fisika, putih adalah campuran berbagai warna.

Sedangkan hitam adalah tak bewarna. untuk menyatakan nuansa warna yang berbeda, bahasa Indonesia memberi keterangan perbandingan, seperti : merah darah, merah jambu, dan merah bata. Bahasa inggris mengenal sebelas warna dasar, yaitu : white, red, green, yellow, blue, brown, purple, pink, orange, dan grey. sedangkan dalam bahasa hunanco, salah satu bahasa daeraha Filipina, hanya terdapat empat  warna  yaitu : [ma] biru, yakni warna hitam dan warna gelap lainnya; [ma] langit yakni warna putih cerah dan lainnya; [ma] rarar yakni kelompok warna merah; dan [ma] latuy yakni warna kuning, hijaun muda, dan coklat muda.

Jumlah nama atau sitilah perkerabatan juga tidak sama banyaknya antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lainnya. malah juga bisa konsep penamaannya berbeda. Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama kakak, dan adik yaitu orang yang lahir dari ibu yang sama. Bahasa inggris menyebut orang yang lahir dari ibu yang sama dengan istilah brother dan sister. disini jelas perbedaan konsep penamaannya; bahasa Indonesia berdasarkan usia lebih tua  atau lebih muda; sedangkan bahasa Inggris berdasarkan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. dalam dialek Melayu Jakarta ada kombinasi dua konsep ittu, meskipun tidak lengkap, yakni disamping ada abang 'saudara laki-laki yang lebih tua'. dan adik 'saudara yang lebih muda baik laki-laki maupun perempuan'.

Di dalam buku Thesaurus of English Word Abda Phrases Classified and Arranged so as to Facilitate the Expression of and Assist in Literacy Composition oleh Peter Mark Roget (1779-1868) terdaftar 1042 kelompok medan makna yang keseluruhannya terdiri dari 250.000 kata dan frase. namun, dalam studi medan makna ini seperti yang dilakukan Nida (1974 dan 1975), kata-kata biasanya dibagi atas empat kelompok, yaitu : kelompok bendaan (entiti), kelompok kejadian/peristiwa (event), kelompok abstrak, dan kelompok relasi. Anggota kelompok bendaan dan peristiwa tampaknya tidak terbatas, tetapi dua kelompok yang terakhir bersifat terbatas.

Kata-kata atau leksem-leksem yang mengelompokkan dalam satu medan makna, berdasarkan sifat hubungan semantisnya yang dapat dibedakan atas kelompok medan kolokosi dan medan set. Kolokosi menunjuk pada hubungan sintagmatik yang terdapat antara kata-kata atau unsur-unsur leksikal itu. umpamanya dalam kalimat.
  • Tiang layar perahu nelayan itu patah dihantam badai, lalu perahu itu digulung ombak dan tenggelam beserta isinya.
Kita dapati kata-kata layar, perahu, nelayan, badai, ombak, dan tenggelam yang merupakan kata-kata dalam satu kolokosi, satu tempat atau lingkungan yang sama. Dalam hal ini lingkungan kelautan. contoh lain : kata-kata cabe, bawang, terasi, garam, merica, dan lada berada dalam satu kolokosi, yaitu yang berkaitan dengan bumbu dapur.

Kalau Kolokosi menunjuk pada hubungan sintagmatik, karena sifatnya yang linear, maka kelompok set menunjuk pada hubungan paradigmatik. karena kata-kata yang merupakan satu set biasanya mempunyai kelas kata yang sama, dan tampaknya juga merupakan satu kesatuan. setiap kata dalam kelas dalam set dibatasi oleh tempatnya dalam hubungan dengan anggota-anggota lain dalam set itu. umpamanya, kata remaja merupakan tahap perkembangan dari kanak-kanak menjadi dewasa.
sedangkan kata sejuk merupakan suhu di antara dingin dan hangat. maka kalau kata-kata  yang satu set dengan remaja dan sejuk dibagankan adalah sebagai berikut :

  • manula/lansia                                           terik
  • dewasa                                                   panas
  • remaja                                                    hangat
  • kanak-kanak                                          sejuk
  • bayi                                                        dingin
 Pengelompokkan kata atas kolokosi da set ini besar artinya bagi kita dalam memahami konsep-konsep budaya yang ada dalam suatu masyarakat bahasa. namun, pengelompokkan ini sering kurang jelas karena adanya ketumpangtindihan unsur-unsur leksikal yang dikelompokkan itu. umpamanya, kata candi dapat masuk kelompok medan makna pariwisata, dan bisa juga masuk kelompok medan makna kesejarahan. Selain itu, pengelompokkan kata atas medan makna ini tidak memperdulikan adanya nuansa makna, perbedaan makna denotasi dan konotasi.

Secara semantik diakui bahwa pengelompokkan kata atau unsur-unsur leksikal secara kolokosi dan set hanya mennyangkut satu segi makna, yaitu makna dasarnya saja. sedangkan makna seluruh tiap kata atau unsur leksikal itu perlu dilihat dan dikaji secara terpisah dalam kaitannya dengan penggunaan kata atau unsur leksikal tersebut di dalam penuturan. setiap unsur leksikal memiliki komponen makna masing-masing yang mungkin ada persamaannya dan ada perbedaannya dengan unsur leksikal lainnya.

Umpamanya, kata remaja dalam contoh di atas hanya menunjuk pada usia, padahal kata remaja itu memiliki juga makna 'belum dewasa, keras kepala, bersikap kaku, suka menganggu, dan membantah, serta mudah berubah pikiran, sikap, dan pendapat. pendek kata pendirian mereka masih labil. contoh lain : kata wanita, selain bermakna dasar manusia dewasa berkelamin betina, juga memiliki makna  tambahan seperti modern, berpendidikan cukup, tidak berkebaya, dan sebagainya (Chaer, 1995:114). jadi, pengelompokkan kata atas medan makna ini hanya bertumpu pada makna dasar, maka denotatif, atau makna pusatnya saja.


Sumber :

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar